Gugup saat
menghadapi wawancara kerja adalah hal yang wajar. Hampir semua orang
mengalaminya. Yang harus diwaspadai adalah tingkat gugup yang terlalu tinggi
sehingga menyebabkan Anda tidak bisa berpikir jernih, berbicara tidak lancar, dan
bertindak tidak wajar.
Penyebab
gugup adalah kekhawatiran dan kecemasan. Khawatir dan cemas pada kadar tertentu
akan bermanfaat karena memicu, memotivasi Anda untuk melakukan persiapan sebaik
mungkin. Tapi bila berlebihan akan menyebabkan sebaliknya, merugikan.
Beberapa
penyebab terlalu gugup menghadapi wawancara kerja adalah karena pikiran negative,
anggapan keliru tentang wawancara kerja :
1. Merasa akan menghadapi pengadilan atau interogasi .
Banyak orang menganggap wawancara kerja bagaikan pengadilan. Mereka bagaikan dihadapkan pada majelis hakim yang akan mengorek kesalahan-kekurangan, atau merasa akan menghadapi aparat hukum yang menginterogasi.
2. Menganggap petugas pewawancara bertugas untuk menjatuhkan .
Banyak orang menganggap petugas pewawancara mendapat tugas dari perusahaan untuk mencari alasan menolak mereka.
3. Membayangkan petugas pewawancara bagaikan guru killer yang marah besar bila muridnya tidak bisa menjawab pertanyaan.
Banyak orang menganggap petugas pewawancara adalah orang-orang yang tidak ramah bahkan sadis.
Padahal faktanya :
1. Wawancara kerja hanyalah salah satu tahap proses recruitment yang bertujuan untuk melengkapi data calon karyawan. Wawancara kerja tidak jauh beda dengan kondisi saat Anda mengurus KTP atau surat penting di kelurahan dan petugas kelurahan mengajukan banyak pertanyaan.
2. Petugas pewawancara kerja mendapat tugas dari perusahaan untuk mendapatkan karyawan yang terbaik secepat mungkin. Bahkan bila perlu mereka berharap semua kandidat yang dipanggil wawancara kerja memenuhi criteria dan langsung bisa bekerja , sehingga tugasnya jadi ringan.
3. Petugas pewawancara kerja memiliki beban moral yang berat. Salah bersikap atau bertanya sehingga menyebabkan kesalahan informasi akan mempengaruhi nasib dan masa depan para kandidat karyawan yang mengikuti wawancara kerja, dan ini mereka sadari sebagai beban. Karena itu mereka sangat berhati-hati dalam menghadapi para peserta wawancara kerja.
Gambar dari http://www.dreamstimefree.com
0 Komentar
Penulisan markup di komentar