www.plancess.com |
Tentu ada banyak penyebab mengapa hal itu bisa terjadi tetapi dari pengalaman kami membimbing client kami – ada beberapa “kesalahan” yang sering dilakukan oleh fresh graduate saat membuat membuat curriculum vitae atau surat lamaran kerja.
1. Tidak Mampu Mengenali Potensi Diri
Kesalahan pertama yang sering kami dapati dari fresh graduater adalah tidak mampu mengetahui potensi diri yang bisa menambah nilai jual mereka saat membuat Curriculum Vitae (CV) atau resume. Potensi diri yang dimaksud di sini adalah kemampuan atau keahlian dan juga hal-hal lain yang terkait dengan posisi pekerjaan yang dilamar, seperti prestasi atau penghargaan yang pernah diperoleh. Ketidaktahuan atas potensi diri ini mengakibatkan dia mencantumkan keahlian dan keterampilan yang tidak relevan. Tentu saja akan berakibat “menurunkan nilai jual” dibandingkan dengan kandidat yang lain.
2. Tidak Mengetahui Kualifikasi Posisi yang Dilamar
Sebagai konsekuensi dari “kecerobohan” pada poin pertama, umumnya fresh graduater melakukan kesalahan kedua yaitu tidak mengetahui kualifikasi – atau persyaratan yang dibutuhkan saat melamar sebuah posisi pekerjaan. Misalnya saja, pada kualifikasi yang dibutuhkan adalah menguasai software (program) Autocad versi terbaru. Namun sang fresh graduater pada saat menulis CV/Resume-nya tidak menyantumkan kemampuan mengoperasikan software autocad – entah karena memang tidak bisa mengoperasikan atau sebenarnya bisa tetapi gegara tidak membaca dengan cermat kualifikasi yang dibutuhkan maka dia tidak mencantumkannya. Jelas ini kesalahan yang fatal.
3. Tidak Melakukan “Survey” Tentang Perusahaan Tujuan
Yang dimaksud survey disini adalah mengetahui informasi umum tentang perusahaan yang dia akan dia kirimi surat lamaran. Informasi umum tersebut bisa berupa lokasi perusahaan, bidang usaha, budaya kerja dan hal-hal lainnya. Sepintas hal ini terlihat sepele, tetapi jika diabaikan bisa jadi akan membuat menyesal dikemudian hari.
Sebagai contoh ada seorang klien kami yang cukup pro-aktif, begitu dia mengirim surat lamaran dia langsung mencari informasi tentang perusahaan tersebut – bahkan karena jaraknya hanya sekitar satu jam dari tempat dia tinggal, dia sempatkan untuk survey lapangan. Dia gali informasi dari masyarakat sekitar – dengan cara nongkrong di warung depan perusahaan dan ngobrol dengan karyawan yang makan disana, akhirnya dia mendapatkan informasi penting, bahwa di perusahaan tersebut karyawannya – terutama yang muslim –susah sekali untuk bisa melaksanakan ibadah sholat sehari-hari, karena tidak ada fasilitas untuk itu – apalagi jika saat tiba waktu jumat.
Suatu ketika ada panggilan wawancara dari perusahaan tersebut, dan dengan mantap dia menolak hadir karena dia sudah punya gambaran kalau dia bekerja disana pasti tidak akan betah disebabkan dia tidak akan bebas melaksanakan ibadah.
Ya, setiap orang mempunyai prinsip hidup berbeda-beda, anda mungkin punya prinsip yang lain, tetapi jika anda terlambat mengetahuinya maka bisa jadi anda tidak akan bertahan lama bekerja disana.
4. Tidak Bisa Berkomunikasi Dengan Baik
“Halo Gan, bisa nggak buatin aku CV yang bagus, aku mau melamar kerja ini…” begitu bunyi pesan WhatsApp yang sampai di nomor kami. Dan masih banyak lagi SMS sejenis yang biasa datang dari fresh graduater.
Sekarang coba anda bandingkan dengan pesan berikut..
“Selamat siang, saya Nadia, dari Depok, apakah saya bisa minta informasi untuk pembuat Resume yang bagus. Saya hendak melamar kerja dengan posisi sebagai Senior Ilustrator di sebuah majalah, terima kasih”
Bagaimana rasanya jika menerima pesan yang kedua di bandingkan yang pertama?
Dari susunan kalimat saja, bisa dipastikan pesan ke-dua jelas pengirimnya adalah orang yang mengetahui dan cara berkomunikasi dengan baik di dunia kerja.
Tidak hanya cara berikirim pesan melalui WA, SMS, atau BBM – tetapi juga cara mengirim email. Kebanyakan para fresh graduater saat mengirim email, tidak ada hal-hal berikut:
- Salam pembuka
- Menyebutkan identitas
- Mengutarakan keperluannya dengan baik
- Ucapan terima kasih
5. Sembrono Saat Beraktivitas di Sosial Media
Hampir semua generasi muda saat ini mempunyai akun media sosial, apakah itu facebook, twiter, instagram, blog atau yang lainnya. Hanya saja jarang sekali mereka menyadari saat melakukan aktivitas di media sosial dengan menggunakan nama akun atau email yang sama dengan yang dia gunakan untuk melamar pekerjaan – mereka lupa atau suka melakukan aktivitas-aktivitas yang aneh, kurang sopan atau bahkan bertindak asusila.
Saat ini, calon penyeleksi karyawan diperusahaan tidak jarang melakukan stalking atau menelusuri akun-akun medsos yang dipunyai sang kandidat, dan dari sana dia akan mendapatkan gambaran bagaimana keseharian si kandidat dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.
Di luar negeri hal ini sudah dianggap sebagai hal yang serius, sehingga tidak jarang seorang karyawan yang dipecat dari perusahaan gara-gara mengunggap (posting, update status dan lain-lain) yang dianggap tidak pantas bagi seorang karyawan.
Jadi, jika anda masih ingin menjadi karyawan, gunakan media sosial yang anda punya dengan bijak dan jika perlu anda gunakan untuk meningkatkan Personal Branding.
Tentang bagaimana cara menggunakan media sosial sebagai media personal branding – akan kami bahas pada artikel yang akan datang.
Nah, bagi para fresh graduater sekarang silahkan anda periksa lagi apakah anda juga melakukan hal-hal yang serupa di atas?
0 Komentar
Penulisan markup di komentar