Curriculum vitae adalah
media bagi pencari kerja untuk menawarkan dirinya kepada perusahaan. Yang
ditawarkan kepada perusahaan adalah skill. Sejatinya semua perusahaan hanya
mencari skill dalam curriculum vitae calon karyawan yang melamar kerja.
Manakah yang lebih dibutuhkan perusahaan dari karyawannya, soft skills atau hard skills?
Tentu saja dua-duanya dibutuhkan, tapi mana yang lebih penting?
Agar bisa menjawab pertanyaan itu kita harus memahami dulu apa itu soft skill dan hard skill, yang ternyata tidak mudah. Sampai sekarang, saya masih menemukan banyak orang yang tidak bisa membedakan antara soft skill dengan hard skill. Hal tersebut saya temukan dalam status di sosmed, dan dari curriculum vitae mereka.
Definisi
Soft Skill
Soft skill adalah kompetensi yang dimiliki
karyawan terkait dengan aktivitas seperti penanganan pelanggan, komunikasi,
pemecahan masalah, dan kerja tim. Definisi soft skill terkadang mencakup
loyalitas, antusiasme, ketepatan waktu, dan etos kerja yang kuat.
(Terjemahan Oxford Dictionary)
Soft skill adalah kombinasi dari interpersonal
skill, social skill, communication skill, sifat karakter, sikap, atribut karir,
dan kecerdasan emosional (EQ).
(Terjemahan En Wikipedia)
Soft skill adalah kemampuan orang untuk
berkomunikasi satu sama lain dan bekerja sama dengan baik
(Terjemahan Cambridge Dictionary)
Hard Skill
Hard skills adalah kompetensi yang dimiliki
karyawan seperti berhitung, literasi, kefasihan dalam bahasa asing, dan
kemampuan teknis terkait pekerjaan tertentu (mengoperasikan mesin, membuat tabel,
mengetik, mengemudi, membalut luka, dan sebagainya).
(Terjemahan Oxford Dictionary)
Hard skill juga disebut technical skill, adalah
segala skill yang berhubungan dengan tugas atau situasi tertentu
(Terjemahan En Wikipedia)
Dari beberapa sumber
tersebut, bila dirangkum jadi kalimat baru menjadi:
Soft skill adalah skill seseorang dalam berhubungan dengan orang lain untuk bekerja sama dengan baik, yang juga kombinasi dari sifat karakter, sikap, atribut karir, dan kecerdasan emosional (EQ).
Hard skill adalah skill teknis yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau tugas tertentu atau situasi tertentu.
Dari definisi di atas, apakah Anda sudah bisa menjawab pertanyaan?
Perbedaan – Perbandingan
Soft skill dibutuhkan untuk semua jenis pekerjaan. Contoh: ketekunan (Perseverance). Semua jenis pekerjaan membutuhkan ketekunan, ya khan.
Hard skill tertentu
dibutuhkan untuk jenis pekerjaan tertentu. Contoh : menggambar. Banyak jenis
pekerjaan yang tidak membutuhkan skill menggambar.
Soft skill sulit diukur. Bagaimana mengukur ketekunan seseorang dengan cepat?
Hard skill mudah diukur.
Sangat mudah menilai kemampuan menggambar seseorang. Bisa dilakukan dengan
cepat.
Karena sulit diukur, ada yang bilang bahwa soft skill itu lebih abstrak dibanding hard skill.
Soft skill lebih sulit dilatihkan dibanding hard skill. Sebagian besar porsi materi pendidikan di negara kita adalah tentang hard skill. Sulit bukan berarti tidak bisa, hanya butuh waktu lebih lama dan upaya lebih keras untuk melatih soft skill.
Soft skill tidak bisa kadaluarsa, selamanya akan digunakan di dunia kerja, selalu bermanfaat. Sampai kapanpun dibutuhkan ketekunan untuk mengerjakan sesuatu.
Hard skill bisa
kadaluarsa, yaitu yang berhubungan dengan teknologi yang terus berkembang. Hard
skill seseorang tentang teknologi yang sudah ketinggalan zaman tidak lagi
dibutuhkan. Skill seseorang
Karena tidak bisa kadaluarsa, jenis-jenis soft tidak bertambah secara signifikan. Hanya sedikit penambahannya. Mungkin hanya menjadi lebih spesifik, terpecah dari satu jenis soft skill jadi beberapa jenis.
Sedangkan hard skill
terus bertambah dengan cepat, sebanding dengan banyaknya hard skill yang sudah
tidak dibutuhkan lagi.
Bila hard skill membuat seseorang mampu mengerjakan sesuatu, maka soft skill memengaruhi kualitas hasil dari pekerjaannya. Namun ironisnya, masih banyak orang yang menganggap hasil pekerjaan yang baik adalah karena kualitas hard skill saja, kurang melibatkan soft skill. Padahal sudah berkali-kali terjadi, terbukti, bahwa dua orang yang hard skillnya identik, kualitas hasil kerjanya tidak sama. Itulah bukti nyata pengaruh soft skill pada kualitas hasil kerja.
Beberapa soft skill, seperti keinginan untuk belajar (desire to learn), berpikir cepat (quick-witted), atau kesediaan untuk belajar (willingness to learn) sangat dibutuhkan dan bermanfaat untuk mempelajari hard skill. Orang-orang yang memiliki soft skill-soft skill tersebut akan mudah memelajari dan menguasai hard skill baru.
Beberapa soft skill, seperti kemampuan menerima umpan balik (accepting feedback), ketekunan (perseverance), dan kegigihan (persistence) yang dimiliki seseorang akan membuatnya mampu meningkatkan kualitas hard skill yang sudah dimilikinya.
Kebutuhan di Dunia Kerja
Dahulu, perusahaan-perusahaan hanya sibuk meningkatkan kualitas hard skill para karyawannya. Namun, akhir-akhir ini sudah banyak perusahaan yang mulai memerhatikan soft skill para karyawannya.
Perusahaan-perusahaan itu mulai sadar bahwa ternyata karyawan yang memiliki soft skill lebih mudah ditingkatkan hard skillnya. Terutama dalam menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi yang semakin ke sini semakin cepat.
Hard skill memang harus dimiliki oleh karyawan, wajib, syarat mutlak agar mereka mempunyai kemampuan dalam bekerja, seperti kemampuan mengoperasikan komputer. Dengan berkembangnya teknologi, kemampuan mengoperasikan komputer sudah menjadi syarat mutlak untuk para karyawan. Hampir tidak ada perusahaan yang mau menerima calon karyawan yang tidak mampu mengoperasikan komputer. Bahkan, tidak cukup sekadar mampu mengoperasikan komputer, harus lebih spesifik sesuai bidangnya masing-masing, seperti kemampuan mengoperasikan aplikasi akuntansi dan kemampuan mengoperasikan software pengendali mesin.
Seorang karyawan tidak boleh mudah puas dengan hard skill yang dimiliki, karena teknologi terus berkembang, perubahaan semakin cepat. Keterampilan teknis yang dulu jadi primadona, saat ini bisa tidak dibutuhkan lagi. Seorang karyawan harus sadar akan perubahan, dan mampu mengikutinya. Sadar terhadap perubahan teknologi adalah salah satu jenis soft skill (Technology trend awareness), begitu juga dengan kemampuan mengikuti perubahan (Adaptability, Flexibility, Tolerance of change and uncertainty).
Selanjutnya, mari kita membahas jawaban pertanyaan di awal tadi : “Manakah yang lebih dibutuhkan perusahaan dari karyawannya, soft skills atau hard skills? Manakah yang lebih penting?”
Mari kita jawab dengan menggunakan contoh.
Contoh kasus pertama tentang Budi dan Bagas (hanya contoh, pemilihan nama tidak berhubungan dengan pembahasan kasus maupun kejadian nyata).
Budi dan Bagas mempunyai
keterampilan teknis yang sama, tingkat penguasaannya juga sama, yaitu
mengoperasikan mesin produksi.Selain mengoperasikan mesin sesuai SOP Budi rajin
mencatat setiap masalah yang terjadi pada mesin tersebut, berusaha
menganalisanya, dan berusaha mencari solusi untuk mengantisipasi agar masalah
tidak berulang. Sementara Bagas selalu berusaha menjalankan dan mengoperasikan
mesin itu sesuai SOP. Bila ada masalah Bagas akan berusaha mengatasinya sesuai
SOP. Bila tidak bisa, dia akan melaporkan kepada atasannya.
Bila Anda jadi atasan
mereka, dan harus memilih salah satu, siapakah yang Anda pilih?
Contoh kasus kedua lebih ekstrim. Tentang Angga dan Anton.
Angga adalah sarjana
teknik IT, sedangkan Anton adalah sarjana teknik elektro.
Sebagai sarjana IT Angga
sudah memiliki banyak pemahaman dan ilmu komputer baik perangkat keras maupun
perangkat lunak. Angga merasa cukup puas dengan ilmu yang sudah dikuasainya
sejak kuliah, IPK-nya sangat tinggi, hampir cum
laude. Angga jarang meluangkan waktu untuk belajar hal-hal baru. Waktu
luangnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan pribadi bersama keluarga.
Anton memiliki semangat
belajar yang tinggi, apalagi tentang teknologi-teknologi digital yang berhubungan
dengan bidang pekerjaannya. Dia sering menghabiskan waktu luangnya untuk
menambah ilmu dan berlatih, mengikuti pelatihan-pelatihan secara tatap muka
langsung maupun online. Dia bersedia menggunakan uang pribadinya untuk itu.
Sama seperti kasus
pertama, bila Anda jadi atasan mereka dan harus memilih, Anda memilih siapa?
Pada contoh pertama, Budi dan Bagas memilik hard skill yanga sama. Namun Budi memiliki soft skill yang tidak dimiliki Bagas.
Sedangkan pada contoh
kedua, Angga memiliki tingkat hard skill lebih tinggi dibanding Anton, tapi
Anton mempunyai soft skill yang tidak dimiliki Angga.
Sudah terjawab pertanyaannya?
Skill yang Dibutuhkan di Masa Depan
Meskipun kita sudah mendapatkan jawaban tentang mana yang lebih penting antara soft skill dengan hard skill, yang mungkin ada perbedaan jawaban di antara kita, kedua-keduanya sangat dibutuhkan di dunia kerja. Kita tidak bisa hanya mengembangkan salah satu saja, dan mengabaikan yang lainnya.
Anda harus mengenali dan memahami soft skill yang sudah Anda miliki, untuk Anda latih terus sehingga meningkat kualitasnya.
Karena tidak banyak
bertambah seiring waktu, kita bisa membuat daftar soft skill. Silakan download tabel
yang berisi 136 soft skill di sini (passwordnya disampaikan pada video di atas)
Di masa-masa yang akan datang, soft skill yang dibutuhkan perusahaan dari para karyawannya adalah yang berhubungan dengan perubahan, karena kondisi dunia sekarang sedang mengalami perubahan yang besar dan cepat.
Jenis-jenis soft skill
seperti itu di antaranya :
o
Kreativitas -
Creativity
o
Adaptasi - Adaptability
o
Inovasi - Innovation
o
Berpikir
cepat - Quick-witted
o
Penelitian - Research
o
Cerdas
teknologi - Technology savvy
o
Kesadaran
tren teknologi - Technology trend
awareness
o
Toleransi
pada perubahan dan ketidakpastian - Tolerance
of change and uncertainty
o
Keinginan
untuk belajar - Desire to learn
Selain soft skill-soft
skill itu, soft skill dasar juga akan tetap sangat dibutuhkan, seperti Ketegasan
– Assertiveness, Kolaborasi – Collaboration, Kerja sama – Cooperation, Dedikasi – Dedication, Kepemimpinan – Leadership, Mendengarkan – Listening, Pemikiran logis - Logical thinking, dan lain-lain (lihat
tabel soft skill).
Bila soft skill bisa dibuat tabel, tidak demikian dengan hard skill. Sangat sulit membuat tabel hard skill yang dibutuhkan dalam dunia kerja, karena setiap saat akan muncul hard skill baru mengiringi perkembangan teknologi.
Perkembangan industri saat ini, dan sampai beberapa dekade ke depan, trennya berhubungan dengan teknologi berbasis online, digital, dan remote work. Maka apapun bidang Anda sebaiknya segera kuasai hard skill yang berhubungan dengan tiga kata kunci tersebut.
·
Sarjana
ekonomi kuasai soft ware aplikasi keuangan
·
Sarjana hukum
kuasai dan pelajari aturan-aturan dan kebijakan publik yang berhubungan dengan
teknologi digital atau online.
·
Apalagi
sarjana teknik, meskipun bukan sarjana IT, harus menguasai teknologi digital.
·
Dan lain-lain
0 Komentar
Penulisan markup di komentar