Kriteria Curriculum Vitae yang Baik |
Curriculum Vitae adalah dokumen yang
paling penting bagi para pemburu kerja. Mereka harus membuatnya sebaik mungkin,
karena CV-lah penentu utama seseorang bisa dipilih untuk mengikuti proses rekrutmen
selanjutnya.
Seperti apakah Curriculum Vitae yang baik...?
Bila maksud dari pertanyaan di atas
adalah tentang format, maka faktanya belum ada konsensus atau ketentuan baik
secara nasional maupun internasional/dunia tentang format curriculum vitae yang baik dan benar.
Maka kita akan membahas curriculum vitae yang baik ditinjau dari manfaat dan
tujuannya.
Bagi para pemburu kerja (Job Hunter) tujuan akhir pembuatan
curriculum vitae adalah untuk mendapatkan pekerjaan, yang bila dipecah lagi
berdasarkan tahapan tujuannya adalah
mempengaruhi perusahaan agar mau memilih mereka sebagai kandidat karyawan untuk
mengikuti proses rekrutmen berikutnya. Proses rekrutmen paling awal adalah
seleksi kandidat berdasarkan penilaian surat lamaran kerja dan curriculum
vitae.
Berdasarkan manfaat dan tujuannya
tersebut curriculum vitae yang baik harus memenuhi kriteria :
Banyak sekali para pemburu kerja
membuat curriculum vitae yang panjang lebar sekali dan tidak jelas apa yang
ingin disampaikan. Seluruh informasi tentang diri mereka ditumpahkan ke dalam
curriculum vitae. Riwayat pendidikan mulai Taman Kanak-kanak, hobie, film
kesukaan, genre buku bacaan yang digemari, bahkan makanan kedoyanan dituangkan
dalam CV-nya. Mereka memindahkan data diri pada facebook ke dalam CV-nya,
sehingga menjadi berlembar-lembar. Lebih konyol lagi, dua halaman pertama CV
justru dipenuhi informasi-informasi tidak jelas tersebut. Padahal petugas penyeleksi setiap hari harus
mengadapai surat lamaran kerja dan curriculum vitae berjumlah ratusan di
mejanya.
Curriculum vitae yang komunikatif
adalah yang memudahkan pembacanya menangkap maksud dan isi yang terkandung di
dalamnya. Karena itu setiap CV yang komunikatif haruslah sederhana dan mudah
dipahami.
Curriculum vitae tidak boleh sekedar
komunikatif, tapi juga harus persuasif. Harus bisa mempengaruhi orang yang
membacanya, yaitu petugas penyeleksi surat lamaran kerja. Kata-kata yang
digunakan harus mempunyai daya pengaruh. Curriculum vitae harus mampu membuat
petugas penyeleksi besedia membaca seluruh isi curriculum vitae, dan membuatnya
bersedia mempertimbangkan penawaran dalam CV tersebut.
Curriculum vitae harus bisa berfungsi
sebagai alat pemasaran, karena itu kata-kata yang dipilih harus bersifat
mempengaruhi atau membujuk pembacanya.
Curriculum vitae yang baik, yang
memiliki manfaat dan tujuan membuat pemiliknya dipilih sebagai kandidat
karyawan untuk mengikuti proses rekrutmen selanjutnya harus berisi
sebanyak-banyaknya selling point,
dipenuhi selling point. Setelah
memenuhi kriteria komunikatif, kemudian persuasif, maka selanjutnya adalah isi
dari curriculum vitae harus jelas menawarkan keunggulan yang dimiliki.
Tiga kriteria di atas harus menjadi
acuan dalam membuat curriculum vitae. Harus dipastikan, saat selesai membuat
sebuah curriculum vitae, apakah secara keseluruhan sudah memenuhi tiga kriteria
tersebut. Juga harus diperiksa ulang, apakah ada kata, atau kalimat, atau
informasi yang tidak memenuhi kriteria tersebut. Bila ada, sebaiknya segera
dipikirkan untuk membuangnya atau mengubah dengan yang lain.
Berdasarkan tiga kriteria tersebut
sebenarnya isi curriculum vitae hanya terdiri dari dua bagian besar. Yang
pertama adalah data kontak, yaitu informasi tentang bagaimana perusahaan bisa
menghubungi Anda, paling sederhana berupa informasi alamat, email dan nomor
telepon. Tiga informasi ini adalah yang paling penting. Termasuk data kontak
adalah alamat website atau blog, akun sosial media seperti Facebook, Instagram,
LingkedIn, dan lain-lain. Dan ID Chatting seperti Whatsapp, Line, Wechat, dan
lain-lain. Yang perlu dipersiapkan adalah memastikan blog dan sosial media
memiliki ‘penampilan’ profesional bila akan dicantumkan dalam curriculum vitae.
Nama akun dan isinya harus dipastikan jauh dari kesan lebay. Jangan sampai perusahaan salah menilai Anda, sehingga
mengabaikan keunggulan-keunggulan Anda, gara-gara melihat isi sosial media yang
terlalu lebay dan jauh dari sifat profesional.
Sedangkan bagian kedua isi curriculum
vitae adalah tentang keunggulan. Semua informasi selain data kontak harus
mengandung keunggulan yang ditawarkan kepada perusahaan, bila tidak ada nilai
keunggulannya sebaiknya tidak dicantumkan.
-
Infomasi
usia, status pernikahan, dan agama
Tiga
informasi ini adalah bisa termasuk keunggulan, atau sebaliknya menjadi point
negatif tentang Anda. Ada perusahaan yang mencari karyawan usia muda atau
sebaliknya. Ada perusahaan yang menganggap bahwa karyawan yang sudah
berkeluarga lebih unggul karena lebih produktif, tapi ada juga yang menganggap
karyawan yang belum berkeluarga akan lebih total bekerja.
Beberapa
perusahaan, terutama yang bisnisnya bersinggungan dengan agama tertentu, akan cenderung
memilih karyawan dengan agama tertentu, seperti Bank Syariah.
Bila tiga
infomasi ini tidak bisa menjadi keunggulan sehingga Anda dipilih sebaiknya
jangan dicantumkan. Hati-hati, jangan sampai gara-gara mencantumkan salah satu
atau ketiganya di dalam curriculum vitae, Anda justru tidak mendapatkan
kesempatan untuk mengikuti proses rekrutmen selanjutnya. Sebaiknya perusahaan
tahu lebih dulu segala keunggulan Anda sebelum mengetahui tiga informasi ini. Lebih
baik perusahaan lebih dulu tahu bahwa Anda seorang akuntan yang andal sebelum
tahu bahwa ternyata Anda berusia lebih tua dari yang perusahaan harapkan. Lebih
baik perusahaan lebih dulu meyakini keunggulan Anda dalam melakukan penjualan
sebelum menyadari bahwa ternyata Anda sudah berkeluarga, sedangkan awalnya mereka
mencari seorang tenaga penjual yang belum menikah.
-
Pendidikan
dan Pelatihan
Banyak
para pemburu kerja yang mencantumkan riwayat pendidikan sejak sekolah dasar.
Padahal perusahaan tidak pernah peduli Anda bersekolah dasar di mana,
bersekolah menengah pertama di mana. Perusahaan hanya membutuhkan data riwayat
pendidikan yang berhubungan dengan keunggulan yang Anda tawarkan kepada mereka.
Boleh-boleh saja Anda mencantumkan informasi tentang sekolah dasar selama informasi
itu berhubungan dengan keunggulan atau mengandung selling point. Bisa juga mencantumkan informasi sekolah menengah
pertama karena pada saat itu Anda mendapat prestasi yang luar biasa, seperti
memenangkan olimpiade tingkat dunia dan Anda melamar sebagai tim pendamping
kontingen olimpiade.
Bagi
pemburu kerja yang sudah memiliki banyak pengalaman kerja, informasi pendidikan
bisa jadi tidak lagi menjadi keunggulan, maka tidak perlu dicantumkan.
Informasi
pelatihan yang dicantumkan dalam curriculum vitae juga harus memiliki
keunggulan, yaitu memiliki tema yang relevant
dengan posisi pekerjaan yang dibidik. Tema pelatihan yang tidak relevant tidak
memiliki selling point, bukanlah keunggulan.
-
Pengalaman
Kerja
Kita
bersama sepakat bahwa pengalaman kerja adalah sebuah keunggulan. Tentang
pengalaman kerja ini akan dibahas lebih mendalam dalam artikel khusus. Yang
pasti Anda harus menuliskan tentang pengalaman kerja dengan komunikatif, tidak
bertele-tele, persuasif dan berisi selling point.
-
Keterampilan
Sebagaimana
pengalaman kerja, keterampilan juga keunggulan yang jadi andalan seluruh
pemburu kerja. Tentang keterampilan ini juga akan dibahas secara mendalam dalam
artikel tersendiri. Sekali lagi, Anda harus mampu menuliskan keterampilan dalam
curriculum vitae secara komunikatif, persuasif, dan memperhatikan selling point.
-
Keunggulan-keunggulan
lain
Prestasi
yang unik, ketampanan, kecantikan, dan keunggulan-keunggulan lain bisa Anda
masukkan dalam curriculum vitae selama relevant dengan posisi pekerjaan.
Ketampanan dan postur tubuh yang ideal akan menjadi keunggulan Anda bila
melamar sebagai presenter atau anchor news pada stasiun Televisi. Prestasi
memenangkan perlombaan renang adalah selling point saat Anda melamar pada
perusahaan pengeboran minyak di lepas pantai.
Apapun
yang Anda miliki bisa menjadi keunggulan yang memiliki selling point tinggi
bila relevant (dibutuhkan) dengan posisi pekerjaan yang Anda bidik.
Kunci utama dalam memilih informasi
sebagai keunggulan adalah relevansi dengan posisi pekerjaan. Karena itu sebelum
menyusun curriculum vitae Anda harus memiliki data yang sebanyak-banyaknya
tentang posisi yang Anda tuju, yang Anda bidik. (baca artikel ini)
0 Komentar
Penulisan markup di komentar