Mengapa saya menyebutnya kubu? Karena mereka saling bertolak belakang.
Kubu pendukung CV yang menarik meyakini bahwa sebuah CV itu harus memiliki desain yang bagus. Menurut mereka desain CV yang polos, jadul, akan mengurangi peluang diterima kerja.
Kubu kedua, yang mendukung CV ATS friendly lebih ekstrim. Mereka meyakini bahwa CV yang menggunakan gambar, lebih dari satu kolom, warna-warni, akan tertolak oleh ATS, auto rejected, tidak punya harapan sama sekali.
Kubu mana yang benar?
I.
Applicant Tracking System
II.
Proses Penilaian ATS
a. Bisa
Terbaca dengan Baik oleh ATS
b. Kualitas
Isi dan Strukturnya
c. Tingkat
Kesesuaian dengan Lowongan Kerja
III.
Kubu Mana yang Menang?
Menurut kubu pertama, desain CV yang polos, yang tidak menarik, akan menyebabkannya diabaikan oleh rekruter. Rekruter menerima puluhan bahkan bisa ratusan curriculum vitae setiap hari. Rekruter adalah manusia biasa yang menyukai keindahan dan kenyamanan. Desain CV yang polos akan membuat mereka bosan sehingga tidak tertarik. Tata letak CV yang monoton tidak nyaman dibaca sehingga rekruter enggan membacanya dengan seksama.
Pendapat kubu pertama ini benar sekali, karena mereka tidak mempertimbangkan keberadaan Applicant Tracking System atau ATS.
Applicant Tracking System
Apakah Applicant Tracking System (ATS)?
ATS adalah sebuah aplikasi rekrutmen, yang membantu rekruter menjalankan tugasnya dari A sampai Z. Mulai dari proses seleksi curriculum vitae, penjadwalan proses interview, tahap-tahap psikotest, sampai pengambilan keputusan oleh direktur atau Kepala Divisi Sumber Daya Manusia. Proses dan hasil setiap tahap rekrutmen semuanya terintegrasi dalam ATS.
ATS inilah yang membuat berapapun curriculum vitae yang masuk tiap hari bisa terseleksi dengan cepat dan seksama. Setiap CV yang masuk akan dipindai dan diurai secara otomatis, adil, dan cermat oleh ATS.
Karena bukan manusia, ATS tidak punya perasaan. ATS hanya bekerja berdasarkan program yang ditanamkan. Sayangnya, sampai saat ini, tidak ada perintah program pada ATS untuk menilai desain curriculum vitae. ATS hanya diperintahkan untuk memindai dan mengurai text, tidak peduli pada keindahan ataupun kenyamanan.
Jadi,
semua yang ada dalam curriculum vitae selain text tidak akan terbaca oleh ATS
Kenyataan inilah yang jadi dasar keyakinan kubu
kedua bahwa curriculum vitae yang menggunakan desain menarik, yang memasang
gambar, yang menggunakan lebih dari dua kolom akan ditolak oleh ATS.
Keyakinan kubu kedua ini bisa benar, bila curriculum vitae didesain menggunakan aplikasi pembuat gambar seperti photoshop. Bahkan meskipun polos tanpa gambar, bila dibuat menggunakan Photoshop, tidak akan bisa terbaca isinya sama sekali oleh ATS.
ATS
bukan menolak gambar, tapi tidak bisa membaca gambar.
Jadi bila curriculum vitae dibuat menggunakan
Microsoft Word yang dipasangi gambar, warna, dan lain-lain, tetap bisa dipindai
dan diurai oleh ATS, textnya saja.
Penggunaan gambar, warna, atau tabel dalam
curriculum vitae tidak masalah, selama tidak mengganggu ATS melakukan
pemindaian dan penguraian text.
Sebaliknya, meskipun hanya berisi text tapi
dideteksi sebagai gambar oleh ATS, tidak akan dibaca dan diproses.
Proses Penilaian ATS
Ada tiga lapis test yang harus ditembus curriculum
vitae agar bisa lulus melalui ATS :
1. Bisa
terbaca dengan baik oleh ATS
2. Kualitas
isi dan strukturnya
3. Tingkat
kesesuaian dengan lowongan pekerjaan
Lapis pertama ini yang tidak mungkin bisa ditembus curriculum vitae yang dibuat menggunakan Photoshop atau aplikasi pembuat gambar lainnya, karena ATS tidak bisa membaca gambar.
Karena itu format Curriculum Vitae yang bisa dibaca
ATS adalah word dan PDF text. Meskipun format PDF tapi dibuat menggunakan
aplikasi pembuat gambar, tidak bisa terbaca oleh ATS.
Cara mudah mendeteksi file PDF apakah bisa terbaca oleh ATS atau tidak, adalah dengan menyorot (highlight) textnya. Bila seluruh text dalam PDF bisa disorot, maka file tersebut bisa terbaca oleh ATS. (Bisa lebih jelas bila menyaksikan video di atas)
Mungkin suatu saat kelak ada ATS yang bisa membaca gambar, karena saat ini pun sudah ada teknologi membaca gambar dan mengonversinya menjadi text.
Lapis kedua adalah penilaian ATS terhadap isi dan struktur curriculum vitae.
Meskipun polos, jadul, kaku, bila isi dan
strukturnya kurang baik, curriculum vitae akan mendapatkan nilai rendah dari
ATS. Sebaliknya, meskipun memasang gambar, menggunakan warna-warni, dengan
layout lebih dari satu kolom, bila isi dan strukturnya berkualitas, curriculum
vitae akan mendapatkan nilai tinggi dari ATS.
Salah satu penyebab ATS memberi nilai rendah pada struktur curriculum vitae adalah penggunaan tabel atau textbox untuk layout dua kolom. Ada kemungkinan ATS gagal memisahkan text dalam dua kolom sehingga dianggap satu kolom. Maka isi dan struktur curriculum vitae jadi berantakan, yang menurunkan nilainya. Karena itu harus hati-hati dalam menggunakan textbox dan tabel.
Paling aman adalah layout satu kolom.
Bagaimana struktur isi curriculum vitae yang baik menurut ATS sehingga meningkatkan nilainya, akan dibahas khusus dalam artikel tersendiri.
Lapis ketiga berhubungan dengan lowongan kerja. ATS akan menilai sebesar apa kesesuaian isi curriculum vitae dengan lowongan kerja yang dituju.
Meskipun isi dan strukturnya mendapatkan nilai yang tinggi, nilai keseluruhan sebuah curriculum vitae akan rendah bila tingkat kesesuaian dengan lowongan kerja yang dituju rendah.
Penting sekali untuk melakukan riset kata kunci
lowongan kerja.
Kubu Mana yang Menang?
Dua-duanya bisa kalah, sama-sama gagal melalui ATS.
Dua-duanya bisa menang, sama-sama lulus melalui ATS.
Mengapa bisa begitu?
Karena dasar perselisihannya yang salah. Mereka memperselisihkan desain curriculum vitae. Itu yang salah. Itulah yang saat ini memprihatinkan. Para pencari kerja sibuk mengotak-atik desain curriculum vitae.
Kubu pertama sibuk membuat desain curriculum vitae semenarik mungkin, menggunakan gambar, icon, grafik, tabel, dan lain-lain.
Sementara kubu kedua sibuk membuat curriculum vitae
yang sepolos mungkin, mengharamkan gambar, dan segala hal selain text masuk ke
curriculum vitae.
Padahal, meskipun menarik dan indah, bisa lulus bila isinya bisa terbaca ATS. Sebaliknya meskipun polos hanya text saja, bisa gagal bila tidak terbaca ATS.
Kedua kubu itu sibuk mengotak-atik desain dan mengabaikan kualitas isi curriculum vitae.
Alih-alih sibuk membuat desain curriculum vitae,
seharusnya mereka berusaha maksimal meningkatkan kualitas isinya.
Baik menggunakan ATS, maupun secara manual, seleksi curriculum vitae itu lebih fokus menilai isinya.
Desain curriculum vitae yang menarik mungkin bisa meningkatkan
peluang dipertimbangkan dalam proses seleksi manual oleh rekruter, karena
pengaruh visual. Namun itu hanya membantu agar lebih diperhatikan. Selebihnya
rekruter tetap akan mempertimbangkan atau dipengaruhi oleh isi curriculum
vitae.
Yang lebih memprihatinkan adalah banyak pencari kerja yang menggunakan jasa desain CV. Mereka bersedia berinvestasi untuk desain CV, tanpa memikirkan kualitas isinya.
Seharusnya mereka mencari Jasa Pembuatan CurriculumVitae yang bisa membantu membuat CV yang menarik sekaligus isi yangberkualitas.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar